Sejarah dan Asal Mula Tahun Baru Imlek, Mengapa Identik dengan Merah
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang Sejarah imlek dan bagaimana Asal usul Tahun Baru Imlek, serta Mengapa Identik dengan Corak Warna Merah dalam perayaan hari besar itu.
Tentunya Anda sadar bahwa saat memasuki tahun baru imlek, banyak sekali hiasan dan ornamen berwarna merah di sekitar Anda. Seperti di kantor, pusat perbelanjaan, atau rumah saudara yang merayakan Tahun Baru Imlek.
Berbagai ragam hiasan dan ornamen merah. Mulai dari angpao, kue keranjang, barongsai, hingga corak merah yang diletakkan di depan rumah menjadi ciri perayaan Imlek.
Simak informasi di bawah ini tentang sejarah dan asal muasal Imlek di bawah ini.
Apa itu Tahun Baru Imlek?
Tidak ada perbedaan antara Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Hijriah yang dirayakan oleh umat Islam. Nah, Imlek adalah perayaan tahun baru bagi etnis Tionghoa.
Beragam tradisi yang dilakukan oleh etnis Tionghoa dalam merayakan Tahun Baru Imlek. Perayaan Imlek diadakan selama 15 hari, dimulai dari hari pertama bulan ke-1 hingga hari ke-15 bulan pertama menurut kalender lunar.
Sejarah Tahun Baru Imlek
Di Tiongkok, sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan Tahun Baru Cina tidak pasti. Pada masa Dinasti Xia, awal tahun ini dilaksanakan pada bulan pertama, Dinasti Shang pada bulan ke 12, Dinasti Shang pada bulan ke 11, dan pada masa Dinasti Han ditentukan bulan pertama pada perhitungan bangsa Tionghoa. kalender sebagai awal tahun dan dilaksanakan sampai saat ini.
Asal muasal Imlek tentunya dari Tiongkok dan dikenal juga dengan istilah Hari Raya Musim Semi. Perayaan kedatangan musim semi dimulai dari hari pertama bulan pertama hingga hari ke 15 pertama bulan tersebut yang dikenal dengan Cap Go Meh.
Dalam waktu 15 hari, orang-orang yang merayakan Tahun Baru Imlek melakukan beberapa upacara doa. Di Indonesia sendiri sudah banyak cara menangani perayaan Imlek. Hal yang sama untuk dilakukan adalah mengunjungi rumah saudara Anda, berbagi angpao, dan makan bersama kue keranjang.
Mengapa Tahun Baru Imlek identik dengan Merah?
Hiasan dan ornamen khas saat perayaan Imlek adalah warna merah. Ternyata tahukah kamu, ada mosi di balik itu semua.
Menurut legenda, dulu ada seekor naga bernama Nian yang tinggal di sebuah gua dan turun pada musim dingin untuk mencari korbannya saat dia kelaparan. Dia menjadikan korban penduduk desa dan hewan ternak.
Suatu hari, seorang warga melihat Nian kabur ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak berkemeja merah. Warga percaya bahwa Nian takut dengan warna merah secara umum.
Sehingga setiap akhir tahun, warga menempatkan rak dan gulungan kertas merah di depan rumah. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Hal-hal tersebut kemudian berkembang menjadi tradisi musim semi / perayaan Imlek.
Tahun Baru Imlek juga bertepatan dengan musim hujan. Kalau biasanya kita malas saat hujan, beda dengan orang yang merayakan Imlek. Mereka akan bersuka cita menyambut turun hujan saat Tahun Baru Imlek, karena curah hujan dilambangkan dengan sumber rezeki.
Ada beberapa tradisi dan mitos yang berkembang dalam perayaan Imlek, seperti tidak boleh pulang kerumah saat perayaan Imlek karena mitosnya kita menyapu semua rezeki kita. Jadi, kalau mau beres-beres pulang kampung, perlu dilakukan sebelum Imlek.
Mitos lain, orang yang belum menikah tidak boleh memberi angpao. Konon jika Anda belum menikah dan memberi angpao, Anda akan bertemu jodoh dalam waktu yang cukup lama.