Profile dan Karir Zara Zettira ZR
Saturday, 6 July 2019
Edit
Zara Zettira Zainuddin Ramadai adalah seorang penulis dari Negara Indonesia. Sebelumnya Zara pernah berkarier sebagai model dan aktris sebelum akhirnya memilih menjadi penulis. Zara seorang perempuan yang lahir di Jakarta, 5 Agustus 1969 dari ayah berdarah Jawa, Minang dan Pontianak bernama Zainuddin Ramadi (almarhum). Ibu Zara beradarah Cina-Belanda, bernama Leoni Martalita.
Dimasa kecilnya, Zara dipenuhi keramaian dan cinta kasih dalam keluarga besarnya. Rumah Zara berada dalam satu kompleks semacam "rumah gadang" ala Minang atau "banjar" ala Bali. Di dalam kompleks ada paviliun-paviliun yang ditempati kakek-nenek, oom dan tante serta keluarganya.
Rumah di bilangan Menteng itu sekarang sudah menjadi wilayah usaha dan perkantoran tepatnya di Jalan Timor. Padahal dulu termasuk kawasan perumahan yang nyaman, tenang dan sepi. Kira-kira 15 menit berjalan kaki ke Jalan H.A. Salim, disitulah Zara bersekolah setiap harinya. Sejak taman kanak kanak hingga SMA dilewatkan menimba ilmu di St. Theresia.
Ketika terdesak pembangunan kami memutuskan untuk pindah ke Pondok Indah, lantaran iklim sekitar sudah kurang baik untuk keluarga. Gedung perkantoran mulai dibangun di kanan kiri jalan. Dan seiring dengan kepindahan lokasi, Zara pun akhirnya menamatkan SMA di Ora Et Labora Pondok Indah dan kemudian meneruskan kuliah fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sejak SMA, Zara mencoba hidup mandiri membuktikan pada orang tua bahwa kita bisa hidup dengan menjadi penulis. Pada masa itu profesi penulis bukanlah sebuah profesi yang dianggap bisa memberikan hidup layak apalagi masa depan. Maka Zara mulai magang di advertising company, menjadi copy writer. Jenatte Sujunadi (Cipta Citra) adalah salah satu yang berjasa memberikan kesempatan pertama bagi Zara untuk mengenal dan mempelajari dunia periklanan. Hingga masa kuliah Zara malang melintang di dunia periklanan serta tulis menulis. Zara berhasil terbitkan sekitar 200 cerpen dan 10 novel remaja serta puluhan buku termasuk menerjemahkan serial Girl Talk dan Sweet Valley Hugh dari bahasa Inggris ke Indonesia. Zara pun menjalani sebagai penulis acara program sandiwara radio di radio Prambors. Diary dan catatan Si Boy adalah dua karya andalan Zara yang mengudara di Radi Prambors Rasisonia tahun 90-an.
Beberapa diantaranya mengikuti ajang Putri Remaja Indonesia tahun 1988, lomba Gadis Sampul pada tahun 1987, Putri Kampus hingga None Jakarte (Jakarta Pusat) pun telah diikutinya untuk mengasah keberanian karena sadar Zara ini sifatnya sangat pemalu. Pada dasarnya jiwa Zara kurang tertarik dalam dunia artis, modeling dan acting. Namun menulis merupakan satu-satunya yang memberikan kepuasan dan semangat hidup untuk Zara.
Pada tahun 1990 berbekal tabungan seadanya, Zara menimba ilmu penulisan skenario dan produksi film di Los Angeles. Kursus berjalan tersendat sendat lantaran kesulitan biaya. Namun hasilnya sungguh alhamdulilah diluar dugaan. Sekembalinya ke Jakarta, stasiun tv swasta mulai marak di tanah air dan karir di bidang penulisan skenariopun dimulai dengan karya perdana JANJIKU (Mulitvision plus) yang mendapat rating tertinggi pada masa itu untuk kawasan asia. Puluhan judul lainnya menyusul diantaranya sinetro-sinetron spesial bulan ramadhan yang menjadi ciri khas Zara : Hikmah 1 dan 2, Ikhlas, Zahra.
Jiwa dan hidup Zara akan terus berkarya yaitu Menulis. Namun yang utama saat ini tentulah menjadi ibu yang baik bagi kedua buah hati dan istri yang bakti pada suami. Pengalaman hidup Zara selalu menjadi bagian dari karya-karya tulisan Zara. Menulis dari hati dan bukan sekedar imjinasi adalah aliran gaya penulisan Zara yang mungkin berbeda dengan penulis lainnya.