Wisata Situs Purbakala Sangiran
Tuesday, 2 May 2017
Edit
Sragen, Jawa
Tengah, Indonesia. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Pada tahun 1996 situs ini
terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Tahun 1934 antropolog Gustav
Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada
tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan fosil dari nenek moyang
manusia pertama, Pithecanthropus erectus ("Manusia Jawa"). Ada
sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus
telah ditemukan di situs tersebut. Situs purbakala Sangiran ini adalah wisata
edukasi. situs ini merupakan yang terlengkap di Asia dengan luas area 56 km,
dan berada di kaki Gunung Lawu atau sekitar 15 km di sebelah utara lembah
Sungai Bengawan Solo. Nah, di kawasan situs ini terdapat Museum Purbakala
Sangiran. Museum Purbakala Sangiran bertempat di Desa Krikilan, Kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Mengunjungi museum ini, anda akan
merasa seperti berada di peradaban masa lalu di Jawa. Museum Purbakala Sangiran
menyajikan berbagai koleksi purbakala, seperti fosil manusia purba, batuan,
fosil binatang laut dan air tawar, fosil binatang bertulang belakang dan
artefak batu. Selain itu, terdapat juga ruang audio visual yang menampilkan
tayangan mengenai fosil peninggalan masa prasejarah di Sangiran. Tidak hanya
itu, museum ini juga membuat bermacam-macam diorama dengan patung berbagai
species makhluk hidup purba dalam ukuran sebenarnya (real life), dengan
berlatar belakang lukisan pemandangan pada masa itu. Diorama tersebut
menggambarkan berbagai macam kegiatan yang umum dilakukan oleh manusia atau
binatang pada masa itu, seperti misalnya berburu, berkelahi dengan binatang
buas, atau bahkan memberi makan anaknya dengan tatapan penuh kasih. Lebih dari
itu, diorama tersebut memungkinkan pengunjung untuk menatap langsung pada mata
kakek nenek moyang mereka dan memahami sejarah asal muasal berbagai bentuk
kehidupan jauh sebelum mereka lahir.
Termasuk dalam koleksi Museum Sangiran, adalah:
- Fosil manusia, antara lain: Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.
- Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
- Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
- Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis , Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah.
- Serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.
berdasarkan penelitian para ahli Geologi dulu pada masa purba merupakan hamparan lautan. Akibat proses geologi dan akibat bencana alam letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, Sangiran menjadi Daratan. Hal tersebut dibuktikan dengan lapisan-lapisan tanah pembentuk wilayah Sangiran yang sangat berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap-tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya. Misalnya, Fosil Binatang Laut banyak diketemukan di Lapisan tanah paling bawah, yang dulu merupakan lautan. Semoga dapat menjadi tempat destinasi wisata bagi keluarga anda.